Mewujudkan Kedaulatan Fiskal dan Moneter Indonesia Melalui Sistem Pajak Universal dalam Kerangka Skenario Peradaban Universal
- 21 Mar
- 4 menit membaca
Diperbarui: 23 Mar
Indonesia di Persimpangan Sejarah Ekonomi Global
Indonesia saat ini berada di persimpangan penting dalam sejarah ekonomi global. Di tengah ketidakpastian ekonomi dunia, ketergantungan pada sistem moneter berbasis dolar AS, dan tekanan dari sistem kapitalisme global yang eksploitatif, Indonesia memiliki peluang besar untuk membebaskan diri dari belenggu ketergantungan ekonomi dan membangun kedaulatan fiskal dan moneter yang sesungguhnya.
Kunci utama untuk mencapai hal ini terletak pada desain ulang total sistem perpajakan dan kebijakan moneter Indonesia. Sistem perpajakan yang saat ini berlaku di Indonesia masih membebani rakyat, menekan daya beli, menghambat investasi, dan tidak menciptakan daya saing dalam konteks ekonomi global. Di sisi lain, kebijakan moneter yang bergantung pada nilai tukar dolar AS dan pinjaman luar negeri telah membuat Indonesia terjebak dalam siklus utang dan defisit fiskal yang terus berulang.
Untuk melepaskan diri dari kondisi ini, Indonesia harus membangun sistem perpajakan dan moneter yang:Ā
Berbasis kegiatan produktifĀ
Meningkatkan daya saing globalĀ
Mendorong investasi dan inovasiĀ
Menciptakan stabilitas ekonomiĀ
Bebas dari pengaruh dan tekanan sistem keuangan global
Konsep ini dapat diwujudkan melaluiĀ Sistem Pajak UniversalĀ yang terintegrasi denganĀ Universal Monetary Theory (UMT)Ā danĀ Bank Emas UniversalĀ sebagai dasar pengelolaan ekonomi nasional.
Masalah Utama dalam Sistem Fiskal dan Moneter Indonesia Saat Ini
1. Ketergantungan pada Sistem Moneter Global Berbasis Dolar AS
Sebagian besar perdagangan internasional dan cadangan devisa Indonesia masih menggunakan dolar AS sebagai acuan utama. Ketika nilai tukar dolar AS berfluktuasi akibat kebijakan moneter AS, ekonomi Indonesia ikut terpengaruh. Hal ini menyebabkan:
Kenaikan harga barang impor
Ketidakpastian nilai tukar
Defisit neraca perdagangan
Selain itu, ketergantungan pada utang luar negeri dalam denominasi dolar AS membuat Indonesia rentan terhadap perubahan suku bunga global dan kebijakan ekonomi Amerika Serikat.
2. Sistem Pajak yang Membebani Rakyat dan Menghambat Investasi
Sistem perpajakan Indonesia saat ini masih:
Berbasis pada konsumsiĀ ā Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tinggi menyebabkan inflasi
Membebani masyarakat kecil dan menengahĀ ā Pajak penghasilan yang tinggi menekan daya beli
Tidak efisienĀ ā Banyak kebocoran dan penghindaran pajak karena sistem administrasi yang rumit
Tarif pajak korporasi yang tinggi (22%) juga menyebabkan rendahnya daya saing Indonesia di pasar investasi global. Investor lebih memilih negara dengan pajak korporasi yang rendah seperti Singapura (17%) atau Vietnam (20%).
3. Ketidakadilan Fiskal
Sistem perpajakan saat ini menciptakan ketidakadilan karena:
Pajak penghasilan pribadi cenderung tinggi
Pajak konsumsi (PPN) berlaku untuk semua lapisan masyarakat āĀ Memberatkan masyarakat kecil
Pajak properti dan pajak kekayaan menekan pemilik usaha kecil dan individu
Akibatnya, masyarakat kelas menengah dan bawah menanggung beban pajak yang lebih besar dibandingkan korporasi dan pemilik modal besar.
4. Ketidakmampuan Menarik Investasi Strategis Global
Investor global enggan masuk ke Indonesia karena:
Tarif pajak yang tinggi
Ketidakpastian hukum
Biaya logistik dan infrastruktur yang mahal
Proses birokrasi yang rumit
Kondisi ini memperlambat pertumbuhan ekonomi, menciptakan stagnasi industri, dan meningkatkan ketergantungan pada impor.
Strategi Kedaulatan Fiskal dan Moneter Melalui Sistem Pajak Universal
Untuk membangun kedaulatan fiskal dan moneter, Indonesia harus menerapkanĀ Sistem Pajak UniversalĀ yang menciptakan keseimbangan antara:Ā
Peningkatan penerimaan pajakĀ
Peningkatan daya saing ekonomiĀ
Meningkatkan kepercayaan investor globalĀ
Mengurangi ketergantungan pada sistem keuangan global
Sistem ini akan dirancang untuk menjadi yang terbaik di dunia dengan prinsip:Ā
Pajak rendah untuk menarik investasiĀ
Pajak berbasis kegiatan produktifĀ
Bebas pajak untuk kegiatan inovasi dan teknologiĀ
Transparan dan terdesentralisasi dengan teknologi blockchain
1. Pajak Berbasis Kegiatan Produktif
Pajak hanya diambil dari aktivitas ekonomi yang menciptakan nilai tambah nyata:
Manufaktur
Teknologi tinggi
Industri kreatif
Ekspor
Pajak dari konsumsi, kepemilikan properti, dan pajak penghasilan pribadi akan dihapus atau dikurangi drastis.Ā Pajak Konsumtif āĀ DihapusĀ Pajak Warisan dan Pajak Kekayaan ā DihapusĀ Pajak Properti untuk Hunian āĀ Dihapus
2. Pajak Korporasi yang Kompetitif dan Ramah Investor
Pajak korporasi hanyaĀ 10%Ā (terendah di dunia)Ā Bebas pajak hingga 10 tahun untuk:
Perusahaan teknologi
Perusahaan berbasis ekspor
Perusahaan energi terbarukan
Pajak Dividen dan Capital Gain āĀ 0%Ā Pajak Ekspor āĀ 0%Ā untuk semua produk strategis
3. Pajak Inovasi dan Teknologi untuk Meningkatkan Daya Saing
Ā Pajak hanyaĀ 5%Ā untuk:
Perusahaan teknologi tinggi
Hasil riset dan paten
Ā Bebas pajak hinggaĀ 10 tahunĀ untuk startup teknologi dan bioteknologi
4. Pajak Kripto dan Aset Digital
Pajak hanyaĀ 0,5%Ā untuk transaksi kripto dan aset digital āĀ Terendah di duniaĀ Menciptakan ekosistem teknologi blockchain dan AI di Indonesia
5. Pajak Lingkungan dan Pajak Karbon
Pajak hanyaĀ 1%Ā untuk perusahaan yang menggunakan energi fosilĀ Bebas pajak untuk perusahaan yang menggunakan energi terbarukan
Strategi Kedaulatan Moneter melalui Universal Monetary Theory (UMT)
Bank Emas UniversalĀ sebagai dasar mata uang nasional:
Cadangan dalam bentuk emas fisik, komoditas strategis, dan aset kripto nasional.
Nilai tukar rupiah tidak lagi bergantung pada dolar AS, melainkan pada cadangan emas dan komoditas.
Ā Peningkatan Cadangan Devisa Melalui Ekspor Strategis
Pajak ekspor 0% untuk produk berbasis teknologi tinggi
Peningkatan volume ekspor ā Meningkatkan surplus perdagangan dan cadangan devisa
Ā Transaksi Global Berbasis Blockchain
Seluruh transaksi internasional berbasis Blockchain Universal
Menghilangkan biaya transaksi dan mempercepat proses perdagangan
Dampak Positif Kedaulatan Fiskal dan Moneter
FDI meningkat hinggaĀ $500 miliar/tahunĀ Ekspor meningkat hinggaĀ 400%Ā dalamĀ 10 tahunĀ PenciptaanĀ 10 juta lapangan kerja baruĀ Pertumbuhan ekonomi di atasĀ 7ā10% per tahunĀ Nilai tukar rupiah stabil dan kuatĀ Indonesia menjadi pusat teknologi dan investasi global
Kesimpulan:
Kedaulatan Ekonomi dan Peradaban Universal
DenganĀ Sistem Pajak UniversalĀ yang terintegrasi denganĀ Bank Emas UniversalĀ danĀ Universal Monetary Theory (UMT), Indonesia akan menjadi negara dengan sistem ekonomi paling kompetitif dan inovatif di dunia.Ā
Kedaulatan Fiskal + Kedaulatan Moneter = Kedaulatan PeradabanĀ
Ā
Ā

Sebagai pelengkap, file pendukungnya :
Komentar